Bensin beroktan rendah merusak mesin mobil



Baru-baru ini ada isu yang tidak baik yang menerpa perusahaan pengolah minyak bumi terbesar di negara kita, apalagi kalau tidak Pertamina. Bukan itu saja, baru-baru ini pemerintah kita juga mempunyai rencana untuk mengurangi nilai oktan Premium yang umumnya beroktan 88 akan diturunkan menjadi Premium beroktan 84 dalam rencana pengurangan subsidi minyak sebagai bahan bakar yang umum dipakai bagi mobil tahun produksi diatas 2005, jika tetap membandel…huuu, efeknya yah pada mesin mobil kita. Agar masyarakat tahu apa itu oktan dan apa efeknya bagi kendaraan anda, iKb akan membedah mengenai kadar oktan pada bensin. yuk..

Untuk menggerakkan mesinnya, kendaraan bermotor membutuhkan energi yang berasal dari bahan bakar. Kualitas bahan bakar sangat berpengaruh terhadap performa mesin baik dari sisi tenaga maupun kinerjanya. Seperti yang diketahui selama ini kualitas BBM dipengaruhi oleh nilai oktannya. Berdasarkan nilai oktan itu kita sering mendengar penamaan bahan bakar dengan nama premium, pertamax, pertamax plus dan solar.

Pengertian Bilangan Oktan

Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin juga bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari busi keluar.

Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat rusak, sehingga sebisa mungkin harus dihindari.

Nama oktan berasal dari oktana (C8) karena dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana yang memiliki sifat kompresi paling bagus. Oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi pada heptana, misalnya, yang dapat terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit. Terdapat beberapa sistem pemeringkatan (Octane Rating) dalam BBM produksi dalam Negeri Premium dengan Kadar Oktan 88, Pertamax dengan Kadar Oktan 92 dan Pertamax Plus dengan Kadar Oktan 95.

Oktan dan Irit

Kendaraan keluaran sebelum tahun 90-an umumnya tidak mensyaratkan penggunaan oktan tinggi, tetapi untuk produksi diatas tahun 90-an sudah mengharuskan penggunaan oktan tinggi sebagai asupan bahan bakarnya. Semakin Tinggi angka Oktan maka semakin lama bensin terbakar spontan juga. Penggunaan Oktan tinggi dapat mendongkrak performa tenaga mesin. Tetapi hal ini Tidak berlaku untuk semua Keluaran kendaraan, pada kendaraan produksi tahun 90-an ke bawah yang tidak mensyaratkan penggunaan oktan tinggi sebagai konsumsi BBMnya, penggunaan oktan tinggi yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin justru akan membuat tenaga mesin menjadi loyo dan hanya akan menimbulkan pemborosan bahan bakar.

Kategori Oktan

Ada dua kategori angka Oktan, yaitu RON (Research Octane Number) dan MON (Motor Octane Number). RON diperoleh dari simulasi kinerja asupan bahan bakar ke mesin saat mesin dioperasikan dalam kondisi standar sedangkan MON menunjukkan kinerja Bahan Bakar saat mesin di operasikan dalam kondisi yang lebih berat. Angka oktan MON dapat lebih rendah 10 Point dari angka Oktan RON. Untuk SPBU di Indonesia angka oktan di belakang produk yang tertera adalah RON.

Contoh serial bahan BBM yang digunakan untuk test ONR adalah :
  • Bilangan Oktan 100 – Murni Iso-Octane
  • Bilangan Oktan 98 – Campuran 98% Iso-Octane dan 2% n-Heptane
  • Bilangan Oktan 96 – Campuran 96% Iso-Octane dan 4% n-Heptane
  • Bilangan Oktan 94 – Campuran 94% Iso-Octane dan 6% n-Heptane
  • Bilangan Oktan 92 – Campuran 92% Iso-Octane dan 8% n-Heptane
  • Bilangan Oktan 90 – Campuran 90% Iso-Octane dan 10% n-Heptane
  • Bilangan Oktan 88 – Campuran 88% Iso-Octane dan 12% n-Heptane
  • Bilangan Oktan 86 – Campuran 86% Iso-Octane dan 14% n-Heptane
  • Bilangan Oktan 84 – Campuran 84% Iso-Octane dan 16% n-Heptane
  • Bilangan Oktan 82 – Campuran 82% Iso-Octane dan 18% n-Heptane
  • Bilangan Oktan 80 – Campuran 80% Iso-Octane dan 20% n-Heptane

Mutu bahan bakar bensin ditentukan oleh efektivitas pembakarannya dalam mesin. Bahan bakar yang tidak baik apabila di dalam mesin menimbulkan ketukan (knocking). Ketukan pada mesin terjadi apabila bensin terbakar tidak pada saat yang tepat, sehingga akan menganggu gerakan piston pada mesin. Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran udara ? bensin juga bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari busi keluar.

Bilangan oktan suatu bensin memberikan informasi kepada kita tentang seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin tersebut terbakar secara spontan. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat rusak, sehingga sebisa mungkin harus kita hindari.

Banyak letupan (knocking) dinytakan dengan bilangan oktan, makin sedikit letupan, makin sedikt pula bilangan oktam yang dimiliki bensin tersebut. Bensin dengan oktan rendah lebih mudah terbakar. Sebaliknya bensin dengan oktan tinggi lambat terbakar, karena titik bakarnya juga lebih tinggi.

Tinggi rendahnya nilai oktan yang dibutuhkan oleh kendaraan sangat tergantung pada Compression Ratio (CR) yakni hasil perhitungan perbandingan tekanan yang berkaitan dengan volume ruang bakar terhadap jarak langkah piston dari titik bawah ke titik paling atas saat mesin bekerja. Mesin yang memiliki nilai CR (Compression Ratio) yang tinggi membutuhkan bensin bernilai oktan tinggi pula.

Mesin berkompresi tinggi membuat bensin cepat terbakar (akibat tekanan yang tinggi), namun akan menjadi masalah bila bensin terbakar lebih awal sebelum busi memercikkan api. Saat piston naik ke atas melakukan kompresi, bensin menyala mendahului busi, akibatnya piston seperti dipukul keras oleh ledakan ruang bakar tersebut, hal ini akan menyebabkan knocking sering disebut dengan istilah ’Ngelitik’.

Nilai oktan yang tinggi juga menyebabkan bensin lebih sulit menguap (penguapan rendah). Bensin yang nilai oktannya terlalu tinggi tidak jarang menyebabkan kegagalan pembakaran yang berefek pada penumpukan kerak di ruang bakar atau klep. Karena itu sebaiknya kendaraan diisi bensin sesuai nilai rasio kompresi, kecuali ada modifikasi lain.

Bensin dengan oktan lebih tinggi (pertamax, pertamax plus, dsb), umumnya dilengkapi dengan aditif pembersih, dan sebagainya. Namun tidak banyak memberi penambahan tenaga, jadi angka oktan tinggi bukan artinya lebih ‘bertenaga’.

Karena benefitnya kurang sebanding jika dibanding harganya yang tinggi, maka ujung-ujungnya hanyalah merupakan pemborosan uang saja.Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana yang memiliki sifat kompresi paling bagus; oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi pada heptana, misalnya, yang dapat terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit.

Bensin dengan bilangan oktan 87, berarti bensin tersebut terdiri dari 87% oktana dan 13% heptana (atau campuran molekul lainnya). Bensin ini akan terbakar secara spontan pada angka tingkat kompresi tertentu yang diberikan, sehingga hanya diperuntukkan untuk mesin kendaraan yang memiliki ratio kompresi yang tidak melebihi angka tersebut.

Jenis-Jenis Bensin yang saya tahu itu ada 4 yaitu:
-Premium
-Premix
-Pertamax
-Pertamax Plus

Zat Aditif dalam Bensin

- Antiketukan

Untuk memperlambat pembakaran bahan bakar. Dulu digunsksn senyawa Pb seperti TEL (Tetra Ethyl Lead) dan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Eter). Oleh karena Pb bersifat racun, maka penggunaanya sudah diganti dengan senyawa organic seperti etanol.

- Antioksidan

Untuk menghambat pembentukkan kerak yang dapat menyumbang saringan dan saluran bensin. Bensin banyak mengandung senyawa olefinyang mudah bereaksi dengan oksigen membentuk kerak yang disebut gum. Jadi, bensin perlu ditambahkan antioksidan, seperti alkil fenol

- Pewarna

Untuk membedakan berbagai jenis bensin. Contohnya pewarna kuning untuk bensin premium. Pewarna tidak mempengaruhi kualitas bensin.

- Antikorosi

Untuk mencegah korosi pada logam yang bersentuhan dengan bensin, sepertilogam tangki dan saluran bensin. Contoh antikorosi adalah asam karboksilat

-Deterjen karburator

Untuk mencegah/membersihkan kerak dalam karburator. Endapan kerak berasal dari partikel padat/asap pembakaran dan gum. Adanya kerak dapat menurunkan kinerja mesin sehingga kendaraan boros bahan bakar dan mesin cendrung tersandat. Deterjen karburator mengandung berbagai senyawa, seperti amina dan amida.

- Antikerak PFI (Port Fuel Injection)

Untuk membersihkan kerak pada system PFI kendaraan. Kerak dapat menghambat pengambilan bensin sehingga kendaraan sulit dinyalakan dan kurang tenaga. Pembentukan kerak berawal sewaktu mesin dimatikan. Panas yang ada menyebabkan penguapan sisa bahan bakar, yang meninggalkan senyawa berat seperti olefin. Olefin bereaksi dengan oksigen membentuk kerak gum. Contoh antikerak PFI adalah dispersan polimer yang mengandung senyawa, seperti polibutena amina dan polieter amina.

Zat-Zat Pencemar Akibat Pembakaran Bensin

- Karbon Monoksida (CO)

Asap kendaraan bermotor merupakan sumber seluruh karbon monoksida yang banyak dikeluarkan di daerah perkotaan. Karena itu, penurunan kadar karbon monoksida bergantung pada pengendalian emisi otomatis seperti pengubah kalitis, yang mengubah sebagian besar karbon monoksida menjadi karbon dioksida. Oh ya, Karbon monoksida sangat berbahaya lho terutama pada wanita hamil. Karena dapat mengakibatkan kecilnya berat badan janin, meningkatnya kematian bayi dan kerusakan otak. Kasihan kan? Makanya kita harus sebisa mungking mengurangi kegiatan pemakaian kendaraan bermotor.

- Nitrogen Oksida

Nitrogen Oksida yang terjadi ketika panas pembakaran menyebabkan bersatunya oksigen dan nitrogen yang terdapat di udara memberikan berbagai ancaman bahaya. Zat nitrogen oksida ini sendiri menyebabkan kerusakan paru-paru. Setelah bereaksi di atmosfer, zat ini membentuk partikel-partikel nitrat amat halus yang menembus bagian terdalam paru-paru. Partikel-partikel nitrat ini pula, jika bergabung dengan air baik air di paru-paru atau uap air di awan akan membentuk asam. Akhirnya zat-zat oksida ini bereaksi dengan asap bensin yang tidak terbakar dan zat-zat hidrokarbon lain di sinar matahari dan membentuk ozon rendah atau “smog” kabut berwarna coklat kemerahan yang menyelimuti sebagian besar kota di dunia.

- Emisi Sulfur Dioksida

Emisi Sulfur Dioksida timbul dari pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur terutama batubara yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik atau pemanasan rumah tangga? Gas yang berbau tajam tapi tak bewarna ini dapat menimbulkan serangan asma dan, karena gas ini menetap di udara, bereaksi dan membentuk partikel-partikel halus dan zat asam.

- Benda Partikulat

Benda Partikulat sering disebut sebagai asap atau jelaga. benda-benda partikulat ini merupakan pencemar udara yang paling kentara, dan sangat berbahaya ,kalian tau? Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap hitam tebal, tetapi yang paling berbahaya adalah “partikel-partikel halus” butiran-butiran yang begitu kecil sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Sebagian besar partikel halus ini terbentuk dengan polutan lain, terutama sulfur dioksida dan oksida nitrogen, dan secara kimiawi berubah dan membentuk zat-zat nitrat dan sulfat.

- Hidrokarbon (HC)

Bagi yang lagi duduk di bangku SMP n SMA pasti tau Hidrokarbon sebagai senyawa organik yang mudah menguap (“volatile organic compounds/VOC”) dan juga sebagai gas organic reaktif (“reactive organic gases/ROG”). Hidrokarbon merupakan uap bensin yang tidak terbakar dan produk samping dari pembakaran tak sempurna. Jenis-jenis hidrokarbon lain, yang sebagian menyebabkan leukemia, kanker, atau penyakit-penyakit serius lain, berbentuk cairan untuk cuci-kering pakaian sampai zat penghilang lemak untuk industri.

- Ozon(Asap Kabut Fotokimiawi)

Ozon terdiri dari beratus-ratus zat kimiawi yang terdapat dalam asap kabut, terbentuk ketika hidrokarbon pekat di perkotaan bereaksi dengan oksida nitrogen. Ozon merupakan zat oksidan yang begitu kuat (selain klor) sehingga beberapa kota menggunakannya sebagai disinfektan pasokan air minum.

- Timah(Pb).

Logam berwarna kelabu keperakan yang amat beracun dalam setiap bentuknya ini merupakan ancaman yang amat berbahaya bagi anak di bawah usia 6 tahun, yang biasanya mereka telan dalam bentuk serpihan cat pada dinding rumah. Logam berat ini merusak kecerdasan, menghambat pertumbuhan, mengurangi kemampuan untuk mendengar dan memahami bahasa, dan menghilangkan konsentrasi. Bahkan pajanan dengan tingkat yang amat rendah sekalipun tampaknya selalu diasosiasikan dengan rendahnya kecerdasan. Karena sumber utama timah adalah asap kendaraan berbahan bakar bensin yang mengandung timah, maka polutan ini dapat ditemui di mana ada mobil, truk, dan bus.

- Karbon Dioksida (CO2 ).

Gas yang terbentuk ketika bahan bakar yang kaya akan kandungan karbon ini, seperti batu bara atau minyak, terbakar adalah pencemar udara tak berwarna dan tak berasa, dan merupakan salah satu jenis gas “rumah kaca”. Disebut demikian karena gas-gas ini memerangkap panas bumi seperti jendela-jendela kaca di sebuah rumah kaca.