Sistem pengisian ada dua macam, yaitu sistem pengisian konvensional dan sistem pengisian IC regulator. Sistem pengisian tipe konvensional adalah sistem pengisian yang regulatornya menggunakan regulator konvensional (tipe kontak poin), dimana regulator tipe konvensional ini bekerja berdasarkan medan magnet pada kumparan regulator untuk mengatur arus listrik yang mengalir ke rotor coil. Kuat lemahnya medan magnet pada kumparan rotor tersebut dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Pada artikel sebelumnya Guru Otomotif telah membahas artikel tentang fungsi dan prinsip kerja sistem pengsian pada kendaraan. Pada artikel ini kita akan kembali membahas sistem pengisian terutama sistem pengisian konvensional. Untuk memahami cara kerja sistem pengisian konvensional kita harus mengetahui terlebih dahulu komponen-komponennya dan juga fungsi dari komponen sistem pengisian tersebut.
Sistem pengisian memiliki beberapa komponen utama, diantaranya adalah baterai, kunci kontak, alternator, regulator, lampu indikator, dan pelengkap seperti kabel-kabel dan pengaman. Komponen utama sistem pengisian dapat dilihat seperti gambar berikut ini:
Gambar Komponen-Komponen Pengisian Konvensional
Komponen sistem pengisian memiliki fungsi yang sangat berkaitan antara satu dengan yang lain, berikut ini fungsi masing-masing komponen pada sistem pengisian konvensional.
Baterai
Baterai pada sistem pengisian konvensional berfungsi untuk memberi energi listrik pada sistem pengisian terutama untuk menghasilkan medan magnet di rotor coil pada alternator saat mesin belum hidup. Kemudian setelah mesin hidup baterai akan berfungsi untuk menyimpan energi listrik dengan catatan bahwa sistem pengisian berfungsi dengan baik. Jika beban listrik yang bekerja pada kendaraan melebihi kemampuan alternator dalam menghasilkan listrik, maka baterai bertugas memberi listrik tambahan untuk memenuhi kekurangan kebutuhan listrik dari alternator.
Kunci kontak
Kunci kontak pada sistem pengisian berfungsi sebagai saklar yaitu untuk menghidupkan dan mematikan sistem pengisian. Dalam hal ini, kunci kontak menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang masuk ke rotor koil di dalam alternator.
Alternator
Gambar Alternator Konvensional
Alternator adalah komponen utama sistem pengisian. Alternator berfungsi untuk mengubah energi gerak putar dari mesin menjadi energi listrik. Pada alternator ada empat terminal, terminal tersebut adalah terninal E, F, N dan B (ada yang menyebut terminal N sebagai terminal P). Alternator pada sistem pengisian terdiri dari beberapa komponen kecil diantaranya:
Gambar Komponen Alternator
Sikat (brush), sikat berfungsi untuk menghantarkan arus dari terminal F ke kumparan rotor melalui slip ring positif. Selain itu sikat juga berfungsi untuk menghantarkan listrik dari rotor koil ke terminal E alternator melalui slip ring negatif
Kumparan stator (stator coil), kumparan stator berfungsi untuk membangkitkan tegangan listrik AC (bolak-balik)
Kumparan rotor (rotor coil), kumparan rotor berfungsi untuk menghasilkan medan magnet pada alternator
Bantalan (bearing), bantalan berfungsi untuk mengurangi gesekan antara poros rotor dengan rumah depan dan rumah belakang alternator
Rangka depan dan belakang, berfungsi sebagai dudukan bantalan depan dan bantalan belakang dan juga sebagai penutup bagian depan dan belakang alternator
Spacer, berfungsi untuk memberi jarak antara kipas dan bantalan sehingga kipas tidak menggesek rangka depan
Kipas berfungsi untuk mendinginkan komponen yang ada pada alternator
Puli berfungsi untuk meneruskan tenaga putar dari poros engkol melalui tali kipas ke poros alternator
Dioda penyearah (rectifier), dioda penyearah berfungsi untuk menyearahkan arus listrik bolak-balik (AC) yang dihasilkan kumparan stator menjadi arus listrik searah (DC)
Dudukan sikat berfungsi sebagai tempat terpasangnya sikat dan per (pegas).
Demikianlah fungsi dan komponen sistem pengisian konvensional, selanjutnya kita akan pelajari sistem pengisian model regluator IC. Semoga artikel ini bermanfaat dan mudah di pahami. Terimakasih.
Emoticon