Sistem pengisian merupakan salah satu sistem yang ada pada kendaraan dimana ia berfungsi untuk mengisi kembali aki dan mensuplai arus listrik ke semua sistem pada kendaraan yang membutuhkan listrik. Sistem pengisian pada prinsipnya bekerja dengan cara mengubah energi gerak mesin menjadi energi listrik, hal ini bertolak belakang atau berlawanan dengan sistem starter yang berkerja dengan mengubah energi listrik menjadi energi gerak. Pada artikel ini Guru Otomotif akan membahas terkait tegangan yang dihasilkan alternator serta batasannya. Namun sebelum itu kita review kembali seperti apa
Komponen pada sistem pengisian yang bertugas untuk mengubah energi gerak menjadi energi listrik adalah alternator yang dipasang berhubungan dengan mesin dan dihubungkan dengan belt. Pada artikel sebelumnya berkaitan dengan prinsip kerja sistem pengisian, telah di bahas bahwa agar sistem pengisian dapat berfungsi dengan baik maka ada 3 hal pokok yang harus diperhatikan terutama pada alternator, yaitu: harus ada medan magnet, ada kumparan yang memotong medan magnet, dan ada gerak putar yang menyebabkan terjadinya perpotongan antara kumparan dan medan magnet. Adanya ketiga hal tersebut pada alternator, maka alternator dapat menghasilkan arus listrik.
Besar kecilnya tegangan pengisian pada sistem pengisian dipengaruhi oleh putaran mesin dan juga beban mesin. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa putaran mesin pada kendaraan pasti tidak konstan karena kendaraan bekerja pada berbagai putaran seperti putaran rendah, sedang, dan tinggi yang semua itu tergantung dari kebutuhan pengemudi. Naik turunnya putaran mesin akan mempengaruhi besar kecilnya tegangan yang dihasilkan oleh alternator. Jika putaran mesin naik maka tegangan yang dihasilkan oleh alternator akan naik, dan jika putaran mesin turun maka tegangan yang dihasilkan alternator pun akan turun. Begitupun dengan beban mesin juga berpengaruh terhadap besar kecilnya tegangan pengisian, karena beban mesin mempengaruhi putaran mesin.
Selain putaran dan beban mesin, ada hal lain yang mempengaruhi besar kecilnya tegangan pengisian yaitu jumlah lilitan pada alternator. Jika jumlah lilitan pada alternator semakin banyak maka tegangan pengisian yang dihasilkan juga akan besar. Namun karena jumlah lilitan pada alternator tetap maka hal yang mempengaruhi besar kecilnya pengisian hanyalah putaran mesin dan beban mesin.
Besarnya tegangan baterai pada kendaraan adalah konstan yaitu 12 volt, sedangkan tegangan output alternator maksimal adalah 14,8 volt. Tegangan pengisian atau tegangan output alternator tidak boleh terlalu tinggi melebihi 14,8 volt. Sedangkan dari penjelasan yang telah dibahas di atas bahwa putaran mesin kendaraan tidak kontstan maka artinya tegangan pengisian pasti tidak konstan pula. Ketika putaran mesin tinggi maka tegangan pengisian akan tinggi bahkan bisa melebihi 14,8 volt. Oleh karena itulah pada sistem pengisian terdapat komponen yang bertugas menjaga agar tegangan pengisian pada output alternator selalu konstan, komponen tersebut bernama regulator. Jika regulator pengisian rusak maka sistem pengisian pun akan bermasalah.
Demikianlah artikel tentang hal-hal yang mempengaruhi besar kecilnya tegangan pengisian pada sistem pengisian, semoga bermanfaat dan mudah dipahami.
Emoticon